Sisa Rasa Menonton: SORE Istri dari Masa Depan
Rasanya gue jarang banget ada keinginan buat nonton film Indonesia. Dalam setahun, seberapa sering pergi nonton film di bioskop mungkin masih bisa dihitung kurang dari 10 jari. Entah karena FOMO, atau hanya ingin menghabiskan waktu biar gak diem di rumah terus. Lalu rabu malam, gue nonton karena keduanya. Berbagai macam reaksi yang lewat di timeline X dan fyp Tiktok bener-bener memancing duit gue buat beli tiket nontonnya.
Film ini bercerita tentang Sore, seorang istri dari masa depan (kebaca banget dari judulnya bukan?). Sore adalah istri dari Jonathan, untuk apa dan kenapa Sore bisa datang dari masa depan diceritakan di film ini meskipun jangan harap ada jawaban bagaimana Sore ini bisa melakukan time travel. Filmnya berdurasi hampir 2 jam, meskipun begitu filmnya gak bikin bosen kok. Capek mungkin iya karena harus lihat perjuangan Sore selama durasi.
Setelah film selesai rasanya ada suatu hal yang mengganjal namun juga lega dan rasa ingin menangis secara bersamaan. Mungkin ini yang dirasakan Jo, suami Sore. Hampir seisi audi mengeluarkan tepuk tangannya sesaat setelah layar padam dan credit scene muncul. Satu kalimat yang kuat banget gue tangkep dari film ini:
"Manusia ga akan bisa berubah karena manusia lain, melainkan karena dirinya sendiri"
Jujur selama durasi film gue terpukau banget sama kemampuan akting dari Sheila Dara, mana cantik banget lagi. Disamping ceritanya yang bagus (meskipun beberapa bilang banyak plot hole but hey film tetep bagus kok kalo ga terlalu diseriusin) kemampuan bahasa asing Sheila keren banget lagi, terdengar native banget. Lalu tidak lupa (khusus yg udah nonton pasti ngerti), momen ending termerinding ketika muncul scene jabat tangan antara Sore dan Jo dengan iringan lagu Barasuara berjudul Terbuang Dalam Waktu. Gue baru denger lagi lagu segrande itu dari band Indonesia. Bener-bener pecah, kawin banget sama film dan editingnya. Gara-gara film itu, gue berakhir menggali banyak lagu Barasuara sampai hari ini karena selama ini gue cuman tau nama bandnya tapi gak pernah denger lagunya (maapkan aku para penunggang badai).
Pada akhirnya, ending film ini tergantung perasaan dan masa lalu yang dibawa individu masing-masing penonton. Endingnya dibiarkan liar, maju mundur apapun arahnya. Selama masih tayang menurut gue nonton sih tapi gausah dipikirin, biarkan perasaan itu mengalir jujur. Selamat menonton!
Komentar
Posting Komentar
I appreciate all your comments. Give comments properly. :)